Mengenal tenun khas Toraja. Kain tenun ini umumnya kita jumpai pada saat perayaan upacara di Tanah dengan budaya paling unik ini. Tenun yg dirangkai helai demi helai, penuh kesabaran dan ketelitian dari wanita2 tangguh dari Sa’dan Tobarana ini Dikenal sebagai sentra para penenun Toraja. Disanalah kami bertemu satu sosok inspiratif, tepatnya sosok wanita tangguh desa Sa’dan yg bahkan di usia senjanya masih terus berkarya lewat tenunannya.
Nenek Panggau, begitulah beliau selalu disapa Nama Aslinya Adalah Lai Rippan. Beliau kini menjadi satu satunya pemintal benang di Toraja. Benang yang dipintalnya itulah yg menjadi bahan untuk membuat kain tenun. Sayangnya, modernisasi kini menggilas alat-alat pemintal tradisional berganti menjadi mesin. Hingga nyaris tidak adalagi generasi setelah nenek Panggau yang ingin mempelajari bagaimana memintal benang dari kapas.
Katanya jika beliau tidak ada lagi di dunia, maka keahlian memintal benang seperti ini mungkin juga akan menghilang. Sambil terus memutar roda pemintalnya, nenek Panggau bercerita tentang jenis jenis kain tenun toraja seperti Tenun bunga-bunga, paruki,paramba,borong-borong, pamiring yg memiliki makna masing masing di setiap motifnya. Setiap motif akan menggambarkan makna tersendiri yg dipakai sesuai dengan fungsi dan tujuan, baik itu upacara pernikahan atau upacara kematian. Warna warni di kain itupun bukan lah warna warni sintetis seperti yg umumnya kita gunakan, namun warna warni yg mewakili alam itu sendiri.
Pewarna alami yg bersumber dari tanaman tanaman yg tumbuh di Toraja. Kain ini menghadirkan perpaduan antara manusia dan alam yang menyatu dalam selembar kain tenun. Selain itu, makna simbolik dari setiap motif dalam kain tenun tradisional Toraja menggambarkan kehidupan masyarakat Toraja, dimana komponen komponen dari motif ini sendiri menciptakan nilai nilai tersendiri seperti nilai religi, nilai integrasi sosial-budaya dan nilai kearifan lokal. Lewat tenun inilah cerita bergulir dari generasi ke generasi, membentuk sejarah yang diceritakan turun temurun. Tenun ini mewakili banyak kisah dan banyak cerita yang sayang jika nantinya menghilang ditelan waktu dan modernisasi.
Nenek Panggau, satu sosok yang akan selalu dikisahkan, walaupun tidak se-epik para pahlawan, namun usahanya untuk tetap melestarikan budaya Toraja lewat tenun selayaknyalah diapresiasi. Dengan senyumnya yang hangat, beliau dengan senang hati berbagi kisah tentang tenun, tentang filosofi budaya Toraja atau sekedar berbagi pengalaman memutar alat pintal tradisional kepunyaannya. Baginya, cukuplah dengan membagikan kisahnya saja, kita sudah membantunya menyerukan pada dunia agar terus melestarikan tenun Toraja hingga tidak akan punah ditelan waktu