Diperkirakan penggunaan songket di Minang Kabau sudah berlangsung sejak abad ke 14 pada masa kejayaan kerajaan pagaruyung, dan jika dilihat dari segi budaya Tenun Songket Pandai Sikek mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat setempat khususnya dan Minang secara keseluruhan. Nilai-nilai itu mencakup di antaranya kesakralan, keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran.
Nilai kesakralan tercermin dari cara pemakaiannya yang hanya digunakan pada peristiwa-peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan upacara adat saja. Jadi penggunaanya tidak sembarangan. Nilai keindahan juga bisa kita lihat dari motif dan ragam hiasnya yang dibuat sedemikian rupa. Sehingga memancarkan keindahan tersendiri bagi si pemakai. Sedangkan, nilai ketekunan, ketelitian, dan kesabaran tercermin dalam proses pembuatannya yang memerlukan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Karena tanpa adanya itu tidak mungkin untuk bisa menghasilkan sebuah tenun songket yang bagus.