Gedung Museum Sejarah Jakarta yang kini masih berdiri tegak dengan arsitektur gaya Belanda yang berada di kawasan Kota Tua Jakarta Barat, lebih dikenal dengan Museum Fatahillah. Namun banyak orang tidak mengetahui siapa Fatahillah, yang namanya hingga sekarang diabadikan tersebut. Di kalangan sejarah pun memiliki banyak versi. Namun Fatahillah sosok penting dalam perjalanan sejarah Jakarta. Fatahillah adalah tokoh yang dikenal umum telah berhasil menghilangkan pengaruh kekuasaan Portugis pada tahun 1527. Saat itu pula, ia mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta yang berarti “Kota Kemenangan”. Atas kemenangnnya tersebut, Fatahillah mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada tanggal 22 Juni 1527, yang selanjutnya dijadikan sebagai hari jadi kota Jakarta. Nama Jayakarta dan kiprah Fatahillah bertahan sampai Belanda mengambil alih. Tanggal 30 Mei 1619, secara resmi Belanda mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia yang dilakukan oleh Jan Peterzoon Coen, atau yang dikenal dengan nama J.P.Coen. Meriam berkepala naga yang pernah digunakan oleh Fatahillah untuk bertempur sebagai hasil jejak peninggalan yang terus diabadikan. Menjadi salah satu koleksi di Museum Sejarah Jakarta. Sebelum menjadi Museum Fatahilah, gedung ini adalah kantor Gubernur Ali Sadikin pada masa dirinya menjabat. Gedung ini diresmikan menjadi Museum Fatahilah dan langsung diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin, di Museum Fatahilah Jakarta 30 Maret 1974.