Alam semesta memang penuh misteri. Kita tidak pernah benar-benar menaklukkan alam. Kita cuma menjadi sahabat alam atau mungkin jadi musuh darinya.
Alam semesta pernah menaruhku dalam hidupmu. Ketahuilah, bila ia mengambilku dari hidupmu. Maka itu merupakan maha rencana yang indah untukmu kelak. Sejak aku lahir, Ibu menjadikanku pusat semesta. Kehadiranku membuahkan indikasi bahwa Bapak dan Ibu mesti membanting tulang dengan lebih keras. Aku membalas tangan yang senantiasa membelai dan merawatku dengan tangan yang terlampau sering mengutamakan kepentingan pribadi atas kepentinganmu. Semoga akhirnya kita sadari, setiap manusia pernah melakukan kesalahan. Itulah yang menjadikan kita manusia.
Kau ingat waktu pertama kali kita berjumpa? Kota tidak begitu bersahabat dan kita hanyalah dua manusia yang dipertemukan dalam konspirasi alam semesta. Aku ingin memelukmu sekali lagi. Membalas kecemburuanku pada angin yang bisa sewaktu-waktu memelukmu. Dengan cara yang sederhana, kamu membuatku satu langkah lebih baik setiap harinya. Kamu melengkapi aku. Dari mengenalmu hingga mengagumimu. Dari mengagumimu hingga menyayangimu. Dari menyayangimu hingga mengejar bayangmu. Dari mengejar bayangmu hingga mengikhlaskanmu.
Hidup itu sederhana, manusianya saja yang rumit. Masa lalu sepahit apa pun itu, bukanlah untuk dilupakan. Melainkan untuk diingat dengan persepsi yang tidak menyakitkan. Manusia terbentuk dari impian. Tanpa itu, kita hanyalah robot yang bergerak menuju hiruk-pikuk dunia, tapi tidak mengiringi irama yang dilantunkan bumi. Dan impian bukanlah sesuatu yang absolut. Ia dapat berubah, bertambah, bahkan berkurang.
Puncak gunung itu seperti cita-cita. Saat kita memulai perjalanan, kita harus berdoa sebelum melangkah. Di perjalanan, kita terjatuh dan bangkit berulang kali. Kita menemukan siapa diri kita yang sesungguhnya dalam perjalanan menuju puncak. Misalkan kita gagal, terus enggak bisa sampai ke puncak, bukan berarti perjuangan selama perjalanannya sia-sia. Kita belajar untuk jadi manusia yang lebih baik. Perasaan bukanlah soal timbal balik. Apa yang kita berikan, belum tentu sama dengan apa yang kita terima.
Namun, rasa memang punya jalannya sendiri. Ia tak serta-merta hadir untuk diutarakan. Kadang rasa hanya untuk dinikmati dalam kesendirian, dengan setumpuk harapan. Waktu memberi tahu, bahwa rasa sakit adalah resiko dari mencintai. Namun, cinta adalah soal rasa yang dapat datang dan pergi seenaknya. Jauh adalah satu kata yang membuatku berani melihat, mengecap, dan menyambangi hal-hal baru.
Di saat yang sama, jauh juga menjadi hal yang menakutkan bila itu terkait denganmu. Tapi aku berterima kasih pada jauh. Karenanya aku tahu bahwa aku merindukanmu. Dan jika rasa ini tak bernama, aku yakin hangatnya akan tetap sama. Dan pemiliknya akan tetap engkau.
Sejak itu, hatiku genap. Kamu dan aku tidak bisa tidak. Raga kita bisa dijauhkan, semoga hati kita tak akan bisa dipisahkan. Sejauh apapun kita, hatiku tertinggal di sebelahmu. Aku milikmu hari ini, esok dan nanti.
Enjoy, hope you like it :) Thanks for all the support, guys ❤ _ Follow my life on : YOUTUBE : https://www.youtube.com/channel/UC7a2... INSTAGRAM : https://instagram.com/siighiit FACEBOOK : https://facebook.com/sigitstrivewalker TWITTER : https://twitter.com/strivewalker SOUNDCLOUD : https://soundcloud.com/siighiit ASK.FM : https://ask.fm/siighiit EMAIL : [email protected] [email protected] TENTRAM, DAMAI, SEJAHTERA ! #nicenicenice Copyright 2019. Sigit Nice.
"KONSPIRASI ALAM SEMESTA" FIERSA BESARI | Kutipan Buku #7 by SIGIT NICE
Talent : @abigaelbc & @donovan_sleonardo Book Writer : @fiersabesari Storyline, Concept, Voice Over : @siighiit Shots : @siighiit & @donovan_sleonardo Edit : @siighiit Backsound music : April - Fiersa Besari (Instrumental Piano Cover) by Rai Bagus _ Narasi Video :