Keris merupakan senjata pensuk pendek atau senjata tikam yang terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian bilah dan ganja yang melambangkan lingga dan yoni, persatuan lingga dan yoni merupakan perlambangan harapan atas kesuburan, keabadian (kelestarian) dan kekuatan. Sebagai warisan budaya asli masyarakat Indonesia, pada awalnya keris berkembang di pulau Jawa kemudian menyebar hampir ke seluruh wilayah Nusantara.
Keris merupakan senjata kesatuan budaya Indonesia. Keris sebagai karya puncak (adiluhung) dalam bidang seni tempa logam. Nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya turut membentuk cara berpikir dan berperlaku masyarakat, sehingga memberi warna dari identitas dan karakter bangsa Indonesia. Keris merambah dalam segala sendi lapisan masyarakat dengan segala tata nilainya. Keris juga senantiasa lekat dan hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai benda kelengkapan hidup yang dianggap penting, karen keberadaan keris turut membentuk cara berpikir dan berperilaku masyarakat Indonesia sehingga menemukan karakter dan identitas budayanya.
Bagi orang jawa masa lalu yang percaya, keris diperankan dalam seluruh fase perjalanan hidupnya, sejak ia lahir hingga mati. Curiga manjing warangka jumbubing Kawula lan Gusti, itu artinya bahwa bilah keris yang menyatu dengan warangkanya merupakan simbolisasi pertemuan antara hamba (Manusia) dengan Sang Pencipta (Tuhan)