Kekean merupakan permainan olahraga tradisional yang dilakukan oleh kalangan anak-anak hingga remaja dengan menggunakan sebuah alat gasing, dan biasanya dilakukan oleh kaum pria. Hampir semua anak laki-laki pernah mengetahui bahkan melakukan alat gasing secara mahir. Namun, sedikit berbeda dengan permainan Kekan ini walaupun jenis permainan ini menggunakan sebuah alat gasing sebagaimana yang dimainkan oleh kebanyakan anak-anak dan remaja Kegemaran anak-anak sekarang sangat berbeda, mereka lebih asyik bermain play station atau permainan-permainan elektrinik lainnya yang bagi mereka lebih menantang. Tetapi berbeda dengan situasi di desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Jawa Timur ini.
Pemain kekean, biasanya dilakukan oleh anak laki-laki dan para remaja pria yang berumur 9 – 16 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan para pemain dapat juga dilakukan oleh orang dewasa, permainan inipun sering dilombakan pada acara-acara yang bersifat tradisi, kekean dilakukan paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak adalah 4 (empat) orang pemain, permainan kekean ini tidak dimaikan secara beregu atau tim tetapi permainan ini dimainkan secara perorangan.
Masing-masing pemain akan memperebutkan posisi atau gelar yang menentukan urutan pelemparan kekean, posisi atau gelar yang diperebutkan mulai dari bawah adalah MBOTEK ATAU PRAJURIT, PATIH, RATU dan RAJA, untuk menetukan posisi atau gelar maka diadakan undian bagi pemain, dengan cara melemparkan kekean secara bersamaan, dimana kekean yang berputar tidak lama (berhenti berputar paling cepat) maka dia akan menempati posisi atau gelar sebagai Mbotek, kekean pemain yang berhenti berputar kedua dia akan menempati posisi sebagai Patih, kekean pemain yang berhenti berputar ketiga dia akan menempati posisi sebagai Ratu dan kekean yang berhenti terakhir maka dia akan menempati posisi sebagai Raja.
Setelah para pemain menempati posisi atau gelar masing-masing, maka posisi atau gelar yang terbawah atau Mbotek melakukan pelemparan pertama yang disebut dengan istilah SOGO (Memberi umpan), apabila sogo telah dilakukan dan kekean milik Mbotek berhenti berputar sebelum pemain berikutnya melakukan pelemparan, maka istilah ini disebut dengan LUR sehingga Mbotek harus melakukan pelemparan ulang atau memberi sogo ulang.
Setelah Mbotek melakukan sogo kedua, maka giliran Patih yang melemparkan kekean miliknya dan harus mengenai kekean milik Mbotek ini disebut dengan istilah DITUJU, apabila kekean milik patih tidak mengenai kekean milik Mbotek maka secara otomatis Patih akan turun derajatnya menjadi Mbotek dan Mbotek akan naik derajatnya menjadi Patih maka pelemparan ulang akan dilaksanakan dari awal, akan tetapi apabila kekean Patih mengenai kekean Mbotek dan kedua kekean tersebut berhenti berputar sebelum kekean milik Ratu dilemparkan maka terjadi DRAW, selanjutnya antara Mbotek dan Patih akan diadakan undian JET untuk memperebutkan posisi atau gelar Patih. Ada beberapa istilah JET dalam permainan ini yaitu JET SABYONG, JET SHOLAT dan JET HIDUP.
Mbotek akan menawarkan kepada Patih untuk memilih undian Jet apa yang diinginkannya, apabila Jet Sabyong maka antara Patih dan Mbotek akan mengadu kekeannya mereka secara anteng-antengan ayau lama-lamaan berputar dan tidak dibenturkan, kekean yang berputar paling lama maka dia akan menempati posisi atau gelar Patih, apabila Patih memilih undian Jet Sholat maka pemenang akan ditentukan oleh posisi kepala kekean, yang mana pada saat kekean berhenti berputar kepala kekean akan menghadap kearah barat atau kiblat maka dia adalah pemenangnya, serta undian terakhir yaitu Jet Hidup yang mana kekean Patih dan Mbotek akan diadu dan dibenturkan, kekean yang berputar paling lama setelah benturan tersebut maka dialah yang menempati posisi Patih. Setelah kekean Patih mengenai kekean Mbotek maka selanjutnya Ratu melakukan pelemparan yang dituju adalah kekean milik Patih, jika kekeam milik Ratu berhenti berputar bersamaan setelah mengalami benturan maka antara Ratu dan Patih akan diundi seperti yang terjadi antara Mbotek dan Patih, undian ini juga berlaku bagi Raja.
Apabila kekean Mbotek, Patih dan Ratu tidak mengalami kendala atau masalah maka giliran selanjutnya Raja yang melemparkan kekeannya dan yang dituju Raja adalah kekean milik Ratu. Dalam permainan ini masing-masing pemain dituntut kejujuran serta sportifitas yang tinggi, bukan hanya itu, para pemainpun dituntut untuk jitu dalam melemparkan kekeannya kearah yang dituju serta dituntut mempunyai tenaga yang kuat untuk melemparkan kekean miliknya dan hal lain yang dituntut dalam permainan ini adalah sportif serta menghormati pemain yang gelar atau posisinya lebih tinggi. Setelah semua telah mendapat giliran dan perlombaan ini telah berakhir maka pertandingan akan dimulai dari awal lagi, kosekwensi dalam pertandingan ini tergantung dari perjanjian para pemain yaitu bisa yang kalah dalam pertandingan ini menggendong yang menang atau lainnya.