Menyaksikan langsung pesona Lembah Harau rasanya tidak percaya kalau masih berada di Indonesia. Kenapa? Karena terhipnotis dengan keindahan alam yang begitu menakjubkan. Tidak kalah menariknya dengan keindahan Yosemite National Park yang berada di sebelah timur California, Amerika Serikat.
Berada di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, Lembah Harau diapit dua bukit batu terjal dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Tinggi dari permukaan laut sekitar 500 sampai 850 meter dengan jalanan khas yang berliku-liku.
Harau diyakini berasal dari kata ‘parau’, artinya suara serak. Dulu, penduduk yang tinggal di atas Bukit Jambu sering menghadapi banjir dan longsor sehingga menimbulkan kegaduhan dan kepanikan. Mereka sering berteriak histeris dan akhirnya menimbulkan suara parau, hingga akhirnya penyebutan lebih sering menjadi ‘harau’.
Lembah Harau merupakan cagar alam seluas 669 hektar. Hasil survei tim geologi asal Jerman tahun 1980 menemukan jenis batuan yang ditemukan di daerah ini identik dengan yang ditemukan di dasar laut berupa batuan breksi dan konglomerat. Legenda masyarakat Sarasah Aka Barayunjuga pun menceritakan bahwa di sekitar Cagar Alam Lembah Harau dulunya adalah laut.
Sedangkan soal legenda Harimau Lembah Harau sendiri adalah cerita penduduk Payakumbuh yang mempercayai selain adanya harimau Sumatera asli, ternyata ada harimau jadi-jadian (siluman) yang di Lembah Harau. Masyarakat sekitar menyebutnya inyiak. Kabarnya inyiak sebagai jelmaan dari seorang pendekar sakti yang bertapa di sebuah goa di sana.
Sebuah monumen peninggalan Belanda yang terletak di kaki air terjun Sarasah Bunta (pintu gerbang belok ke kiri) membuktikan kalau lembah ini sering dikunjungi sejak 1926. Selain keindahan alam, di dataran tinggi, Anda bisa menemukan cagar alam dan suaka margasatwa seluas 270,5 hektar.